Rabu, 19 Oktober 2016Hari ini mungkin hari yang sedikit "luar biasa" karena memang tidak seperti biasanya. Dimulai aku yang membuka mata jam tiga pagi. Dengan trik mencepatkan jam di handphone 30 menit lebih cepat. Alhasil, aku bangun dengan persepsi itu jam 03.30 tapi sebenarnya jam 03.00�� Tentu saja aku punya alasan mengapa harus bangun pagi. Bukan, bukan belajar, mengerjakan tugas atau PR juga bukan. Ya, aku mau membeli hatimu eh hati ayam maksudnya di pasar Tumenggungan. �� (pasti ngga ada yang nebak ini, kecuali temen sekelas). Untuk apa aku membeli hati ayam? Dimasak? (Sama sekali tak berminat) Dibuat sambel? (Sambel cabai saja sudah cukup bagiku) Digoreng?( Mending mendoane bu Mudah kayaknya) Dibuang? (Lha mengapa aku harus beli
-_-) Diawetkan dan diberi mantra? ( Kok alesannya makin aneh yah(?) ). Lupakan alasan aku membeli hati nanti kau pun akan tahu. Aku pun bergegas siap-siap, dan berhasil berangkat dengan jam di handphone temanku menunjukkan pukul 05.25. Dengan semangat 45 aku mengayuh sepeda menuju kosan temanku (sebut saja Hana) .Ah temanku juga sudah siap mengayuh sepeda kesayangannya� Sungguh ini rekor berangkat terpagi bagi aku dan Hana. Menyusuri jalan tak berkelok-kelok yang aspalnya baru membuat hatiku biasa saja.� Sampailah aku di Pasar Tumenggungan yang penuh dengan sayur mayur, buah-buahan, makanan, ibu-ibu, bapak-bapak, mba-mba, dan mas-mas(kayaknya jarang deh�). Dengan sedikit ragu-ragu aku dan Hana memasuki pasar dan untungnya tidak ada adegan "semua mata tertuju pada kami" . Aku melangkah dengan pasti mendekati salah satu penjual daging ayam yang letaknya memang dekat dengan tempat aku memarkir sepeda. .."Bu beli hati 3 jantungnya 5 ya Bu""Dua kali ya Bu""Jadi hatinya 6 jantungnya sepuluh?""Iya Bu, tapi jadi 2 plastik""Untuk percobaan ya mba?""Iya Bu""Mbanya dari SMP mana?"(Aku dan Hana tersenyum geli, kami dikira masih SMP wkwkwkwk)"Dari SMA 1 Bu""Owalah SMA tohh tak kira SMP"Kami membayar dengan harga yang kami ngga tau itu murah atau mahal karena memang kami jarang ke pasar dan ngga pernah beli kaya ginian. Setelah itu, kami membeli kunyit yang juga diperlukan untuk praktikum Biologi. Satu hal yang membuatku lumayan kaget yaitu aku beli kunyit dua ribu dan dapat banyak banget kunyit (satu kresek hitam penuh). Aku mendapatkan pelajaran bahwa harga kunyit itu murah.�� Kami beranjak pulang karena memang hanya itu yang perlu kami beli. Jam di handphoneku menunjukkan pukul 06.21 saat itu (jadi waktu sebenarnya yaitu jam 05.51, ternyata tak memakan banyak waktu). "Lu, ini masih pagi banget, aku bingung di sekolah mau ngapain?" kata Hana. ���..Ya demikian kisah "luar biasa" yang terjadi pagi tadi. Sesungguhnya setelah itu ada peristiwa "luar biasa" lagi seperti bapak yang tersenyum simpul, Mertokondo punya cerita, berangkat sekolah hanya menenteng sekantong plastik, dan yang lainnya. Tapi berhubung aku sudah malas mengetik dan kalau diceritakan akan sangat panjang. Jadi saya cukupkan sampai disini. Sekian dan terima kasih. Maafkan cerita gaje saya.
Tetesan hujan di teras depan terdengar berirama di gendang telingakuAda yang bertempo cepat ada yang mengalun lambatSemua itu memadu menjadi sebuah simponi yang menyejukkan kalbuTak terasa tibalah kita di tahun baruMeski tak ada suara bedug bertalu talu
Tak ada petasan mengudara saling bercumbu
Tak ada suara trompet saling beradu
Karena memang hakikatnya seperti itu
Tahun baru bukanlah ajang menghamburkan uang
Hanya demi "ledakan" singkat sebuah petasan
Tahun baru bukanlah pesta pernikahan ataupun pesta perpisahan
Yang harus dilakukan beramai ramai
Tapi tahun baru adalah instropeksi diri kita di mata Tuhan
Cobalah ingat kembali waktu yang kita habiskan di tahun lalu
Sudahkah kita meningkatkan iman?
Sudahkah perintah Allah kita lakukan?
Sudahkah sunah Rosul kita amalkan?
Sudahkah Al-Qur'an kita jadikan pedoman?
Hanya diri sendiri yang bisa menjawab bukan?
Bilamana sudah Engkau lakukan
Janganlah hati merasa puas kawan
Tingkatkan lagi dan istiqomahlah
Bilamana belum Engkau lakukan
Janganlah berkecil hati kawan
Allah tidak pernah berhenti memberi kesempatan
Dengan hati ikhlas mulailah lakukan
Insya Allah, Tuhan akan memudahkan
.
.
.
.
Bersama tetes hujan yang mulai tak beraturan
Aku berdoa semoga menjadi lebih baik di hari depan
.
.
.
Selamat Tahun Baru Hijriah 1438 H���